Selamat siang teman-teman? Apa kabar semua? Saya harap kalian pada baik-baik saja! Amin...!! Posting saya kali ini adalah Karya junior Admin di MTs DDI Padanglampe. Junior saya ini adalah seorang anggota Pramuka. Langsung saja ini dia
Andai Aku Pegawai Pajak
Di sore cerah ini, di sebuah rumah
yang cukup sederhana yang terletak di sebuah Desa yang terkenal dengan
keramahan penduduknya. Di dalam rumah tersebut, terdengar suara perbincangan
antara seorang Ibu dengan Anaknya.
“Alif,
kamu mau kemana?” Tanya Ibu pada Alif yang hendak membuka pintu. “Mau pergi
main Ibu! Jawab Alif. “Kamu tidak usah pergi bermain nak, kamu bantu saja Ibu
dirumah” Kata Ibu yang melarang Alif pergi bermain. “Tapi kan Bu! Alif sudah
janjian sama teman Alif Bu!” Kata Alif memberi penjelasan pada Ibunya. “Kamu
tidak usah pergi bermain, mendingan kamu bantu ibu membuat gorengan” Kata Ibu
pada Alif sambil mengaduk adonan gorengannya. “Tapi bagaimana Ibu, kan tadi
Alif sudah janjian Bu” Kata Alif lagi dengan alas an janjian sama
teman-temannya. “Itu tidak usah dipikirin, nanti Ibu Tanya teman-teman kamu,
kalau ibu pergi kewarung” Kata Ibu meyakinkan Alif. “Ya udah Ibu, Alif bantu
Ibu buat gorengan, tapi jangan lupa ya tanya teman-teman Alif”. Kata Alif
sambil berjalan mendekati Ibunya yang sedang mengaduk adonan.
Tidak lama kemudian, suasana
diruangan tersebut menjadi hening. Tidak kata-kata yang terlontar dari mulut
Alif maupun Ibunya. Setelah beberapa menit, suasana keheningan tersebut
berlangsung, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar.
Tok…Tok…Tok…Tok… Suara ketukan
pintu.
“Assalamu Alaikum” Salam yang
terlontar dari mulut orang yang mengetuk pintu tersebut! Ketukan pintu dan
Salam tersebut di dengar oleh Alif dan Ibunya yang sedang membuat gorengan di dapur.
“Ibu
ada orang diluar” Kata Alif memberitahu Ibu Ibunya. “Iya, Ibu juga dengar”
Jawab Ibu.
“Tunggu
sebentar yah, Ibu buka pintunya” Lanjut Ibu. “Iya Ibu” Jawab Alif dengan
singkat.
Ibu Maryam melangkahkan kakinya
keluar dari ruangan dapur dan membuka pintu. Namum Salam tak henti-hentinya
dari luar pintu. “Waalaikum Salam” Jawab Maryam sambil membuka pintu. “Ada yang
bisa saya bantu Pak tanya Ibu Maryam. “Iya,
apa betul ini rumahnya Ibu Maryam?” Tanya petugas tagihan Pajak. “Iya, Betul!
Ada apa yah Pak?” Tanya Ibu Maryam lagi. “Begini Bu, saya dari KPP bertugas
untuk menagih pajak!” Kata petugas perpajakan tersebut sambil memberi
penjelasan kepada Ibu Maryam. “Oh. Kalau begitu silahkan masuk Pak” Mengajak
masuk petugas tersebut. “Terimah kasih ,di sini saja bu,karna saya tidak lama
kok,saya Cuma mau memberitahukan bahwa ibu harus membayar pajak! “ ini bu
STPnya “ “sambil menyodorkan STP tersebut”
Setelah
ibu Maryam melihat jumlah yang harus di bayar,ibu Maryam terkejut. “Apa
sebanyak ini yang harus saya bayar pak?” Tanya bu Maryam pada petugas tersebut
dengan nada terkejut “iya bu” jawab petugas tersebut dengan singkat. “apakah
ini tidak bisa di tawar pak?” tanya ibu Maryam lagi. “tidak bu,karna ini
keputusan dari kepala KPP berdasarkan luas bangunan ibu” jawab petugas tersebut
dengan sedikit penjelasan. “tapi kan pak! Tahun_tahun sebelumnya,jumlah pajak
bangunan yang saya bayar tidak sebanyak ini”. kata bu Maryam protes dengan
keputusan kepala KPP. “kalau tantang itu bu saya tidak tahu,karena saya Cuma
menjalankan tugas bu,dan ini merupakan keputusan dari krpala KPP”. kata petugas
tersebut.
Mendengarkan
penjelasan petugas perpajakan tersebut, ibu Maryam Cuma pasrah dengan berapa
jumlah pajak bangunan yang ia harus bayar. Sesudah ibu Maryam membayar petugas
tersebut, petugas itu pun melangkahkan kakinya pergi meninggalkan rumah ibu
Maryam dan ibu Maryam pun masuk kerumahnya dan melanjutkan pekerjaannya .
Setelah
ibu Maryam sudah berada diruang dapur dan melanjutkan pekerjaannya alif pun
bertanya-tanya.
“bu
! emang tadi itu siapa bu?” tanya alif “itu
petugas penagih pajak nak!” jawabnya. “jadi, tadi ibu membayar kepada bapak
itu, bayar berapa bu?.” Terus tanya alif lagi ingin tahu. “ iya nak ,tadi ibu
membayar pajak bangunan pada bapak itu dan ibu membayar seratus ribu, tidak
seperti tahun-tahun yang lalu, ibu tidak membayar pajak sebanyak itu.” Jawab
ibu Maryam sambil menggoreng. “ mungkin petugas itu menipu ibu “ kata alif
berprasangka buruk. “ ahhh, kamu tidak usah berprasangka buruk pada orang,
enggak baik. Mungkin saja bapak itu benar” kata bu Maryam pada anaknya. “siapa
tahu bu! Petugas itu menipu ibu, kan kata ibu baru kali ini membayar pajak
sebanyak itu. Seandainya alif bisa jadi pegawai pajak, mungkin ibu tidak ditipu
sama petugas perpajakan bu!” kata alif pada ibunya. “ahh, alif kamu tidak usah
bercita-cita jadi seorang pegawai pajak, jadi pegawai itu kan mahal nak,
sedangkan ibu belum mampu biayain kamu sekolah” kata ibu Maryam pada alif. “
tapi kan bu,biar bagaimanapun miskinnya kita,kalau kita memang mau berusaha dan
selalu berdoa pasti allah akan memberikan jalan yang terbaik buat hambanya bu!”
penjelasan alif pada ibunya.
10
tahun kemudian
Hari
demi hari dan waktu demi waktu yang berlalu tak terasa seorang alif yang
dulunya seorang anak kecil tumbuh menjadi anak yang besar dan sudah menjadi
seorang siswa yang cerdas. Sekarang sudah menyelesaikan sekolahnya di SMP.
Karana kecerdasannya ia selalu mendapatkan beasiswa selama sekolah di sekolah
dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) dan sekarang ia dimasukkan oleh
pemerintah di sekolah menengah atas (SMA) ternama di tempat tinggalnya, dania
juga berharap semoga sekolah barunya nanti ia bisa mendapatkan beasiswa sama seperti
waktu masih sekolah di sekolah dasar(SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).
Dan tak terasa besok adalah hari pertama alif masuk sekolah di sekolah barunya
setalah mengikuti kegiatan pramos dan mos.
Malam
telah berlalu, dan pagi akan segera muncul, alif sedang sibuk mempersiapkan
perlengkapan berupa alat tulis menulis yang akan digunakan nanti di sekolah
barunya. Berapa lama kemudian pagi pun muncul dan jam sudah menunjukkan pukul
06.00 .alif pun siap berangkat sekolah. “bu, alif berangkat sekolah dulu yah”
kata alif sambil mandekati ibunya yang sedang memasak. “iyah, hati-hati yah di
jalan, semoga kamu bisa jadi anak yang sukses dan berguna bagi ibu maupun orang
lain”. Kata ibunya yang sekaligus mendoakan anaknya. “ya,bu saya janji saya
akan menjadi orang sukses dan saya akan membahagiakan ibu.” Sambil berjabat
tangan dan mencium tangan ibunya. “saya pergi dulu ya bu,assalamualaikum.”
Sambil melangkah keluar dari rumah. “Iya,Waalaikumsalam.” Jawab ibunya.
Alif
pun berlalu pergi meninggalkan ibunya yang sedang memasak di dapur dan tak lama
kemudian alif sampai di sekolah. Sesampainya di sekolah alif pun langsung
menuju ke kelasnya.dan tak lama kemudian guru yang akan mengajar di kelasnya
sudah masuk.
“assalamualaikum
anak-anak.” Kata bu guru. “waalaikumsalam bu!” jawab semua siswa serentak. “baik
anak-anak ini adalah hari pertama kalian belajar di sekolah ini begitu pun
dengan ibu ini hari pertama ibu mengajari kalian dan mata pelajaran hari ini
adalah bahasa Indonesia,siapkan bukunya ya,kita masuk pada bab pertama,” lanjut
ibu guru.
Waktu
terus berjalan,suasana dikelas tersebut sangat tenang karna tak ada suara
sedikit pun kecuali suara guru yang sedang menjelaskan. “Anak-anak,ibu sudah
mengajari kalian bagaimana cara membuat puisi dan ibu ingin kalian membuat
puisi dengan mengikuti langkah langkah yang sudah ibu berikan tadi.sebelunya
ada yang mau bertanya tentang tugas ini,” kata bu guru menyuruh siswanya
membuat puisi. “saya bu mau beratnya “ kata dari salah seorang siswa yang ada
dikelas tersebut. “ mau bertanya apa” jawab ibu guru singkat. “ tema nya apa
bu” tanya siswa tersebut “ooh iyah, ibu lupa,temanya bebas mau ambil tema apa
saja.” Jawab ibu guru.“ saya juga mau bertanya bu, dikerja sekarang bu
tugasnya” tanyanya. “yah sekarang, masa tahun depan” kata ibu guru bercanda. “sebentar
dikumpul yah, ibu mau ke wc dulu “ tambah ibu guru lagi, sambil berjalan
keluar.”
Suasana
pada kelas tersebut sangat hening, karna tidak ada sedikit pun suara dari mulut
siswa, semua siswa mengerjakan tugas dengan tenang dan mempergunakan waktu
dengan sebaik- baiknya untuk mengerjakan tugasnya. Setelah 5 menit berlalu ibu
guru pun datang dan bertanya. “apakah tugasnya sudah selesai?” tanya bu guru. “sudah
bu” jawab siswa singkat dan serentak. “baiklah kalau begitu, satu persatu akan
membacakan puisi karyanya di depan kelas yang pertama, Fadli, Fadli pun
berjalan menuju ke depan kelas untuk membacakan puisi karyanya di depan kelas.
Kira-kira 3 menit Fadli pun sudah selesai membacakan puisinya’’ ‘’Selanjutnya
yang akan membacakan puisi karyanya adalah Alif” kata bu guru seraya menyebut
nama Alif. Alif pun terkejut mendengar namanya disebut oleh ibu guru untuk
membacakan puisi karyanya karna ia merasa belum siap dan ia tak menyangka kalau
sekarang adalah gilirannya, karna ia berharap berdasarkan urutan absen, tapi
harapannya telah sirna karna ibu guru memanggil secara acak, ia pun merasa
pasrah dan Alif berjalan menuju ke depan kelas untuk membacakan puisinya, dan
judul puisi yang Alif bawakan adalah INGIN JADI PEGAWAI PAJAK.
‘’Ingin Jadi Pegawai Pajak’’
Oleh: Amirullah
Kulangkahkan kakiku
Menuju sekolah
Agar aku bisa mendapatkan yang kuinginkan
Panas maupun hujan
Namun kutetap melangkahkan kakiku
Untuk mendapatkan pendidikan
Kalau sampai waktuku
Kutak mau sia-siakan
Kuingin pergunakan sebaik-baiknya
Untuk bisa jadi orang berguna
Bagi bangsa dan agama
Kumelangkahkan kakiku
Menuju sekolah
Dengan tujuan yang pasti
Ingin jadi seorang pegawai pajak
Agar aku mampu membahagiakan kedua orang tuaku
Dan memperbaiki negeriku Indonesia
Setelah
alif membacakan puisi karyanya semua siswa bertepuk tangan.
Hari
pun berganti seperti biasanya dan tibalah hari dimana seorang alif kembali
mempelajari mata pelajaran bahasa Indonesia dan di dalam pelajaran bahasa
Indonesia tersebut ternyata semua siswa kembali tugas, dan tugasnya yaitu
mengarang dengan tema yang bebas sama seperti minggu lalu. Alif pun kembali
mengambil tema yang sama seperti minggu lalu. Yaitu tentang pajak.tiba saatnya
semua tugas dikumpul untuk di periksa, setelah beberapa menit kemudian,
tiba-tiba nama alif di sebut oleh guru alif pun terkejut dan guru bertanya.
“Alif,”
kata bu guru. “iya bu” jawab alif singkat. “apakah tidak ada tema selain tema
tentang pajak?” tanya bu guru. “ada bu” jawabAlif. “terus kenapa kamu tidak
ambil tema yang lain?” tanya ibu guru lagi. “ karena aku lebih suka tema
tentang pajak bu, dengan alasan karena saya ingin menjadi seorang pegawai
pajak, jadi saya mengangkat tema pajak bu. Apakah salah bu kalau saya
mengangkat tema pajak? Kalau salah yah bu maaf kan ibu sendiri yang bilang
temanya bebas jadi saya angkat tema pajak. “ jawab alif menjelaskan pada
gurunya.” Yah nggak salah sih,tapi kenapa tema pajak terus” sambung ibu guru. “
kalau salah yah maafkan bu,” kata alif minta maaf pada gurunya “yah nggak
apa-apa kok, lain kali jangan seperti itu yah.”kata bu guru menasehati alif. “
iyah bu” jawab alif singkat. “ huuuuuu” semua siswa bersorak. “emang nggak bisa
dapat tema yang lain,kalau tidak bisa cari tuh di tempat sampah,pasti kamu
dapat tema yang paling bagus yah nggak temen-temen?” kata salah satu siswa yang
mengejek alif sambil tertawa terbahak-bahak.“ diam semua!” tegur ibu guru
dengan suara yang keras.
Setelah
ibu guru menegur semua siswa langsung tenang dan tidak ada suara sedikitpun yang
terlontar dari mulut mereka.
3 tahun kemudian
Hari-hari
telah berlalu tak terasa alif sudah telah menyelesaikan sekolahnya di SMA dan
sekarang ia masuk di universitas ternama di Makassar.dalam hati kecilnya alif
sangat bersyukur karena ia sudah bisa lulus dan kuliah gratis di tanggung oleh
pemerintah. Alif menjalani hari-harinya bersama teman-teman barunya di
kampusnya, walau sering bercanda ria bersama teman-temannya namun di dalam
hatinya menyimpan kegelisahan jika ia mengingat ibunya di kampung sendirian. Dan ia selalu berharap semoga ia bisa bertemu
ibunya setiap saat seperti dahulu, tapi karena pendidikan ia harus berpisah
dengan ibunya tercinta. Di kampusnya, alif mengambil jurusan ekonomi, khususnya
keuangan karena ia ingin menjadi seorang pegawai pajak , karena ia pernah
berjanji waktu ibunya di tipu oleh petugas tagihan pajak dan disaat itu alif
berniat dan bercita-cita ingin menjadi seorang pegawai pajak, agar ibunya tidak
ditipu lagi seperti dulu. Seiring berjalannya waktu tak terasa bahwa hari ini
adalah detik-detik terakhir alif di kampusnya karena hari ini adalah hari
dimana ia diwisuda dan tidak lama lagi ia akan menjadi seorang pegawai pajak.
Pada saat berlangsungnya acara wisuda, alif sempat meneteskan air mata karena
mengingat perjuangan ibunya yang telah merawat dan membesarkan dan
menyekolahkannya seorang diri tanpa adanya seorang bapak. Dan tiba saatnya ia
akan membahagiakan ibunya tercinta. Setelah beberapa bulan yang lalu alif sudah
bekerja di kantor pelayanan perpajakan dan ia menjabat sebagai kepala KPP.
Sekarang alif dan ibunya sudah menikmati hidup serba ada, dan ibu Maryam sudah
meninggalkan propesi lamanya sebagai penjual gorengan, dan kini alif dan ibunya
merasakan kebahagiaan yang tiada tara.
SELESAI
Nama : Amirullah
Tempat,Tgl/Lahir : Padanglampe, 01 Januari 1995
Alamat :
Jalan Alekarajae, Desa Padanglampe, Kec. Ma’rang, Kab.
Pangkep
Sekolah : MTs DDI Padanglampe

0 komentar:
Posting Komentar