Searching...
Jumat, 23 Agustus 2013

Andai Aku Pegawai Pajak MTs DDI Padanglampe

Assalamu Alaikum Wr. Wb
     Selamat siang teman-teman? Apa kabar semua? Saya harap kalian pada baik-baik saja! Amin...!! Posting saya kali ini adalah Karya junior Admin di MTs DDI Padanglampe. Junior saya ini adalah seorang anggota Pramuka. Langsung saja ini dia

Andai Aku Pegawai Pajak
            Di sore cerah ini, di sebuah rumah yang cukup sederhana yang terletak di sebuah Desa yang terkenal dengan keramahan penduduknya. Di dalam rumah tersebut, terdengar suara perbincangan antara seorang Ibu dengan Anaknya.
“Alif, kamu mau kemana?” Tanya Ibu pada Alif yang hendak membuka pintu. “Mau pergi main Ibu! Jawab Alif. “Kamu tidak usah pergi bermain nak, kamu bantu saja Ibu dirumah” Kata Ibu yang melarang Alif pergi bermain. “Tapi kan Bu! Alif sudah janjian sama teman Alif Bu!” Kata Alif memberi penjelasan pada Ibunya. “Kamu tidak usah pergi bermain, mendingan kamu bantu ibu membuat gorengan” Kata Ibu pada Alif sambil mengaduk adonan gorengannya. “Tapi bagaimana Ibu, kan tadi Alif sudah janjian Bu” Kata Alif lagi dengan alas an janjian sama teman-temannya. “Itu tidak usah dipikirin, nanti Ibu Tanya teman-teman kamu, kalau ibu pergi kewarung” Kata Ibu meyakinkan Alif. “Ya udah Ibu, Alif bantu Ibu buat gorengan, tapi jangan lupa ya tanya teman-teman Alif”. Kata Alif sambil berjalan mendekati Ibunya yang sedang mengaduk adonan.
            Tidak lama kemudian, suasana diruangan tersebut menjadi hening. Tidak kata-kata yang terlontar dari mulut Alif maupun Ibunya. Setelah beberapa menit, suasana keheningan tersebut berlangsung, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar.
            Tok…Tok…Tok…Tok… Suara ketukan pintu.
            “Assalamu Alaikum” Salam yang terlontar dari mulut orang yang mengetuk pintu tersebut! Ketukan pintu dan Salam tersebut di dengar oleh Alif dan Ibunya yang sedang membuat gorengan di dapur.
“Ibu ada orang diluar” Kata Alif memberitahu Ibu Ibunya. “Iya, Ibu juga dengar” Jawab Ibu.
“Tunggu sebentar yah, Ibu buka pintunya” Lanjut Ibu. “Iya Ibu” Jawab Alif dengan singkat.
            Ibu Maryam melangkahkan kakinya keluar dari ruangan dapur dan membuka pintu. Namum Salam tak henti-hentinya dari luar pintu. “Waalaikum Salam” Jawab Maryam sambil membuka pintu. “Ada yang bisa saya bantu Pak  tanya Ibu Maryam. “Iya, apa betul ini rumahnya Ibu Maryam?” Tanya petugas tagihan Pajak. “Iya, Betul! Ada apa yah Pak?” Tanya Ibu Maryam lagi. “Begini Bu, saya dari KPP bertugas untuk menagih pajak!” Kata petugas perpajakan tersebut sambil memberi penjelasan kepada Ibu Maryam. “Oh. Kalau begitu silahkan masuk Pak” Mengajak masuk petugas tersebut. “Terimah kasih ,di sini saja bu,karna saya tidak lama kok,saya Cuma mau memberitahukan bahwa ibu harus membayar pajak! “ ini bu STPnya “ “sambil menyodorkan STP tersebut”
Setelah ibu Maryam melihat jumlah yang harus di bayar,ibu Maryam terkejut. “Apa sebanyak ini yang harus saya bayar pak?” Tanya bu Maryam pada petugas tersebut dengan nada terkejut “iya bu” jawab petugas tersebut dengan singkat. “apakah ini tidak bisa di tawar pak?” tanya ibu Maryam lagi. “tidak bu,karna ini keputusan dari kepala KPP berdasarkan luas bangunan ibu” jawab petugas tersebut dengan sedikit penjelasan. “tapi kan pak! Tahun_tahun sebelumnya,jumlah pajak bangunan yang saya bayar tidak sebanyak ini”. kata bu Maryam protes dengan keputusan kepala KPP. “kalau tantang itu bu saya tidak tahu,karena saya Cuma menjalankan tugas bu,dan ini merupakan keputusan dari krpala KPP”. kata petugas tersebut.
Mendengarkan penjelasan petugas perpajakan tersebut, ibu Maryam Cuma pasrah dengan berapa jumlah pajak bangunan yang ia harus bayar. Sesudah ibu Maryam membayar petugas tersebut, petugas itu pun melangkahkan kakinya pergi meninggalkan rumah ibu Maryam dan ibu Maryam pun masuk kerumahnya dan melanjutkan pekerjaannya .
Setelah ibu Maryam sudah berada diruang dapur dan melanjutkan pekerjaannya alif pun bertanya-tanya.
“bu ! emang tadi itu siapa bu?” tanya alif  “itu petugas penagih pajak nak!” jawabnya. “jadi, tadi ibu membayar kepada bapak itu, bayar berapa bu?.” Terus tanya alif lagi ingin tahu. “ iya nak ,tadi ibu membayar pajak bangunan pada bapak itu dan ibu membayar seratus ribu, tidak seperti tahun-tahun yang lalu, ibu tidak membayar pajak sebanyak itu.” Jawab ibu Maryam sambil menggoreng. “ mungkin petugas itu menipu ibu “ kata alif berprasangka buruk. “ ahhh, kamu tidak usah berprasangka buruk pada orang, enggak baik. Mungkin saja bapak itu benar” kata bu Maryam pada anaknya. “siapa tahu bu! Petugas itu menipu ibu, kan kata ibu baru kali ini membayar pajak sebanyak itu. Seandainya alif bisa jadi pegawai pajak, mungkin ibu tidak ditipu sama petugas perpajakan bu!” kata alif pada ibunya. “ahh, alif kamu tidak usah bercita-cita jadi seorang pegawai pajak, jadi pegawai itu kan mahal nak, sedangkan ibu belum mampu biayain kamu sekolah” kata ibu Maryam pada alif. “ tapi kan bu,biar bagaimanapun miskinnya kita,kalau kita memang mau berusaha dan selalu berdoa pasti allah akan memberikan jalan yang terbaik buat hambanya bu!” penjelasan alif pada ibunya.
10 tahun kemudian
Hari demi hari dan waktu demi waktu yang berlalu tak terasa seorang alif yang dulunya seorang anak kecil tumbuh menjadi anak yang besar dan sudah menjadi seorang siswa yang cerdas. Sekarang sudah menyelesaikan sekolahnya di SMP. Karana kecerdasannya ia selalu mendapatkan beasiswa selama sekolah di sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) dan sekarang ia dimasukkan oleh pemerintah di sekolah menengah atas (SMA) ternama di tempat tinggalnya, dania juga berharap semoga sekolah barunya nanti ia bisa mendapatkan beasiswa sama seperti waktu masih sekolah di sekolah dasar(SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Dan tak terasa besok adalah hari pertama alif masuk sekolah di sekolah barunya setalah mengikuti kegiatan pramos dan mos.
Malam telah berlalu, dan pagi akan segera muncul, alif sedang sibuk mempersiapkan perlengkapan berupa alat tulis menulis yang akan digunakan nanti di sekolah barunya. Berapa lama kemudian pagi pun muncul dan jam sudah menunjukkan pukul 06.00 .alif pun siap berangkat sekolah. “bu, alif berangkat sekolah dulu yah” kata alif sambil mandekati ibunya yang sedang memasak. “iyah, hati-hati yah di jalan, semoga kamu bisa jadi anak yang sukses dan berguna bagi ibu maupun orang lain”. Kata ibunya yang sekaligus mendoakan anaknya. “ya,bu saya janji saya akan menjadi orang sukses dan saya akan membahagiakan ibu.” Sambil berjabat tangan dan mencium tangan ibunya. “saya pergi dulu ya bu,assalamualaikum.” Sambil melangkah keluar dari rumah. “Iya,Waalaikumsalam.” Jawab ibunya.
Alif pun berlalu pergi meninggalkan ibunya yang sedang memasak di dapur dan tak lama kemudian alif sampai di sekolah. Sesampainya di sekolah alif pun langsung menuju ke kelasnya.dan tak lama kemudian guru yang akan mengajar di kelasnya sudah masuk.
“assalamualaikum anak-anak.” Kata bu guru. “waalaikumsalam bu!” jawab semua siswa serentak. “baik anak-anak ini adalah hari pertama kalian belajar di sekolah ini begitu pun dengan ibu ini hari pertama ibu mengajari kalian dan mata pelajaran hari ini adalah bahasa Indonesia,siapkan bukunya ya,kita masuk pada bab pertama,” lanjut ibu guru.
Waktu terus berjalan,suasana dikelas tersebut sangat tenang karna tak ada suara sedikit pun kecuali suara guru yang sedang menjelaskan. “Anak-anak,ibu sudah mengajari kalian bagaimana cara membuat puisi dan ibu ingin kalian membuat puisi dengan mengikuti langkah langkah yang sudah ibu berikan tadi.sebelunya ada yang mau bertanya tentang tugas ini,” kata bu guru menyuruh siswanya membuat puisi. “saya bu mau beratnya “ kata dari salah seorang siswa yang ada dikelas tersebut. “ mau bertanya apa” jawab ibu guru singkat. “ tema nya apa bu” tanya siswa tersebut “ooh iyah, ibu lupa,temanya bebas mau ambil tema apa saja.” Jawab ibu guru.“ saya juga mau bertanya bu, dikerja sekarang bu tugasnya” tanyanya. “yah sekarang, masa tahun depan” kata ibu guru bercanda. “sebentar dikumpul yah, ibu mau ke wc dulu “ tambah ibu guru lagi, sambil berjalan keluar.”
            Suasana pada kelas tersebut sangat hening, karna tidak ada sedikit pun suara dari mulut siswa, semua siswa mengerjakan tugas dengan tenang dan mempergunakan waktu dengan sebaik- baiknya untuk mengerjakan tugasnya. Setelah 5 menit berlalu ibu guru pun datang dan bertanya. “apakah tugasnya sudah selesai?” tanya bu guru. “sudah bu” jawab siswa singkat dan serentak. “baiklah kalau begitu, satu persatu akan membacakan puisi karyanya di depan kelas yang pertama, Fadli, Fadli pun berjalan menuju ke depan kelas untuk membacakan puisi karyanya di depan kelas. Kira-kira 3 menit Fadli pun sudah selesai membacakan puisinya’’ ‘’Selanjutnya yang akan membacakan puisi karyanya adalah Alif” kata bu guru seraya menyebut nama Alif. Alif pun terkejut mendengar namanya disebut oleh ibu guru untuk membacakan puisi karyanya karna ia merasa belum siap dan ia tak menyangka kalau sekarang adalah gilirannya, karna ia berharap berdasarkan urutan absen, tapi harapannya telah sirna karna ibu guru memanggil secara acak, ia pun merasa pasrah dan Alif berjalan menuju ke depan kelas untuk membacakan puisinya, dan judul puisi yang Alif bawakan adalah INGIN JADI PEGAWAI PAJAK.
‘’Ingin Jadi Pegawai Pajak’’
Oleh: Amirullah
Kulangkahkan kakiku
Menuju sekolah
Agar aku bisa mendapatkan yang kuinginkan
Panas maupun hujan
Namun kutetap melangkahkan kakiku
Untuk mendapatkan pendidikan
Kalau sampai waktuku
Kutak mau sia-siakan
Kuingin pergunakan sebaik-baiknya
Untuk bisa jadi orang berguna
Bagi bangsa dan agama
Kumelangkahkan kakiku
Menuju sekolah
Dengan tujuan yang pasti
Ingin jadi seorang pegawai pajak
Agar aku mampu membahagiakan kedua orang tuaku
Dan memperbaiki negeriku Indonesia
Setelah alif membacakan puisi karyanya semua siswa bertepuk tangan.
Hari pun berganti seperti biasanya dan tibalah hari dimana seorang alif kembali mempelajari mata pelajaran bahasa Indonesia dan di dalam pelajaran bahasa Indonesia tersebut ternyata semua siswa kembali tugas, dan tugasnya yaitu mengarang dengan tema yang bebas sama seperti minggu lalu. Alif pun kembali mengambil tema yang sama seperti minggu lalu. Yaitu tentang pajak.tiba saatnya semua tugas dikumpul untuk di periksa, setelah beberapa menit kemudian, tiba-tiba nama alif di sebut oleh guru alif pun terkejut dan guru bertanya.
“Alif,” kata bu guru. “iya bu” jawab alif singkat. “apakah tidak ada tema selain tema tentang pajak?” tanya bu guru. “ada bu” jawabAlif. “terus kenapa kamu tidak ambil tema yang lain?” tanya ibu guru lagi. “ karena aku lebih suka tema tentang pajak bu, dengan alasan karena saya ingin menjadi seorang pegawai pajak, jadi saya mengangkat tema pajak bu. Apakah salah bu kalau saya mengangkat tema pajak? Kalau salah yah bu maaf kan ibu sendiri yang bilang temanya bebas jadi saya angkat tema pajak. “ jawab alif menjelaskan pada gurunya.” Yah nggak salah sih,tapi kenapa tema pajak terus” sambung ibu guru. “ kalau salah yah maafkan bu,” kata alif minta maaf pada gurunya “yah nggak apa-apa kok, lain kali jangan seperti itu yah.”kata bu guru menasehati alif. “ iyah bu” jawab alif singkat. “ huuuuuu” semua siswa bersorak. “emang nggak bisa dapat tema yang lain,kalau tidak bisa cari tuh di tempat sampah,pasti kamu dapat tema yang paling bagus yah nggak temen-temen?” kata salah satu siswa yang mengejek alif sambil tertawa terbahak-bahak.“ diam semua!” tegur ibu guru dengan suara yang keras.
Setelah ibu guru menegur semua siswa langsung tenang dan tidak ada suara sedikitpun yang terlontar dari mulut mereka.
 3 tahun kemudian
            Hari-hari telah berlalu tak terasa alif sudah telah menyelesaikan sekolahnya di SMA dan sekarang ia masuk di universitas ternama di Makassar.dalam hati kecilnya alif sangat bersyukur karena ia sudah bisa lulus dan kuliah gratis di tanggung oleh pemerintah. Alif menjalani hari-harinya bersama teman-teman barunya di kampusnya, walau sering bercanda ria bersama teman-temannya namun di dalam hatinya menyimpan kegelisahan jika ia mengingat ibunya di kampung sendirian.  Dan ia selalu berharap semoga ia bisa bertemu ibunya setiap saat seperti dahulu, tapi karena pendidikan ia harus berpisah dengan ibunya tercinta. Di kampusnya, alif mengambil jurusan ekonomi, khususnya keuangan karena ia ingin menjadi seorang pegawai pajak , karena ia pernah berjanji waktu ibunya di tipu oleh petugas tagihan pajak dan disaat itu alif berniat dan bercita-cita ingin menjadi seorang pegawai pajak, agar ibunya tidak ditipu lagi seperti dulu. Seiring berjalannya waktu tak terasa bahwa hari ini adalah detik-detik terakhir alif di kampusnya karena hari ini adalah hari dimana ia diwisuda dan tidak lama lagi ia akan menjadi seorang pegawai pajak. Pada saat berlangsungnya acara wisuda, alif sempat meneteskan air mata karena mengingat perjuangan ibunya yang telah merawat dan membesarkan dan menyekolahkannya seorang diri tanpa adanya seorang bapak. Dan tiba saatnya ia akan membahagiakan ibunya tercinta. Setelah beberapa bulan yang lalu alif sudah bekerja di kantor pelayanan perpajakan dan ia menjabat sebagai kepala KPP. Sekarang alif dan ibunya sudah menikmati hidup serba ada, dan ibu Maryam sudah meninggalkan propesi lamanya sebagai penjual gorengan, dan kini alif dan ibunya merasakan kebahagiaan yang tiada tara.
SELESAI


Nama                           : Amirullah
Tempat,Tgl/Lahir        : Padanglampe, 01 Januari 1995
Alamat                        : Jalan Alekarajae, Desa Padanglampe, Kec. Ma’rang, Kab.   
  Pangkep
Sekolah                       : MTs DDI Padanglampe




0 komentar:

Posting Komentar